Hidup Hidup
Halo pembaca sekalian. Mohon maaf, blog ini sangat juarang update. Jadi, ini adalah update dari sekian lama vakum. Banyak hal terjadi selama beberapa tahun ini. Banyak kisah yang bisa saja jadi banyak postingan. Namun, namanya manusia ingin sempurna selalau ada alasan untuk tidak menelurkan karya. Padahal, blog ini awalnya kami buat ya just for fun. Hahaaa...
Yuk lah. Posisi sekarang, Dunia ini entah universe keberapa, telah melewati pandemi global yang bernama Covid-19. Jumlah korbannya berapa? Sebaiknya pembaca tanya website yang lebih kompeten menjawabnya. Alhamdulillah Indonesia bersama para warga di dalamnya dapat melalui pandemi tersebut dengan baik.
Pertama kali, sejauh hidup saya, mengalami sebuah pandemi yang memaksa orang untuj mengubah kebiasaan hidupnya secara drastis. Dunia seakan berhenti berputar. Seolah dunia sedang mencoba kembali ke setalan pabriknya. Di sanalah, masyarakat menunjukkan muka aslinya.
Gotong royong, saling jaga, dan peduli, mungkin yang sudah mendarah daging di DNA masyarakat kita ini membuat Indonesia dapat cepat beradaptasi dan pulih, di 2023 bahkan 2024, rasanya tak pernah terjadi itu pandemi. Kini semua berjalan sebagai mana sebelum pandemi. Kebiasaan saat pandemi juga masih terlihat di masyarakat.
Banting Setir
Hidup ini juga berjalan tak semulus paha artis korea (ini termasuk body shaming atau sexsual harrasment gak ya?). Bahtera yang dibangun untuk menyalurkan idealisme meski berhenti di tengah jalan. Karir pun mandek. Saat itu, tidak peduli jadi apa, yang penting dapur ngebul.
Terbawa suasana pandemi yang bikin banyak freelance menjamur, Alhamdulillah sempat ikutan dan menggantungkam hidup dari sana. Lalu, sekali lagi ditampar kenyataan banyak mulut yang harus terisi nasi setiap hari. Mau tak mau, berjuang lagi layaknya fresh graduate di luar sana dan pencari kerja lainnya.
Hal yang terkenang dan membuat saya bersyukur. Berada di lingkaran orang-orang hebat yang berjuang untuk sesuap nasi tiap harinya. Benar-benar membuka mata saya akan realita di luar sana, banyak mereka, anak-anak muda yang memiliki mimpi untuk hanya bisa hidup tanpa bingung nnti malam bisa makam atau tidak.
Apalah dayaku yang hanya seorang kroco. Ingin membantu, tapi harus menolong diri sendiri dulu. Hanya bisa sekenanya membantu mereka. Asli, melihat mereka udud sambil ngopi dan gojek kere rasane sudah sueneng bukan main. Melihat mereka berpeluh demi bisa makan enak pas gajian sungguh, masya Allah. Rasane mbrebes mili iki aku. Duh gusti.
Apakah lantas mereka menyerah. Enggak segampang ittu. Meski mereka juga dikhianati kenyataan bahwa mereka juga gak ada kuasa bahkan hanya sekedar ingin menetap di sana. Merka pun akhirnua satu per satu berpindah kapal. Meski sesekali masih bertukar sapa di pesan Whatsapp.
Jakarta Lagi
Apa yang dicitakan, diinginkan, diharapkan, ada kalanya tidak dapat tercapai dengan mudah. Website itu harus saya sudahi operasionalnya. Putus hubungan dengan investor pun tak dapat dihindari. Tetap saja, roda berputar. Lamar sana-sini, ambil job ini-itu. Hingga akhirnya, kesempatan kembali ke Jakarta terbuka lagi. Ambil.
Apa yang Allah berikan, gariskan, pastinya terbaik buat kita. Entah apa yang menunggu di depan, we'll see. Layar telah terkembang, jangkar telah diangkat. Yakinlah ada paradise atau one piece di sana, di suatu tempat yang akan kita temui nantinya.
Tak terasa setahun berlalu sejak balik lagi ke Ibukota. Banyak berubah sekaligus seolah nyaris sama saat terakhir menyapa. Bertemu wajah-wajah baru, membangun kembali relasi, meningkatkan lagi skill yang ada.
Quote 2023 kemarin adalah "Hidup gak pusing aja sudah pusing, apalagi pusing," kata kokoh yang ada di kantor. Itulah. Sedikit kisah diantara keheningan jaringan paling berisik di dunia. Sampai jumpa dikisah berikutnya. (@dunia.popo)
Comments
Post a Comment