Jiwa Tak Berdosa
Betapa banyak senja sudah kita lalui. Meski sering kali kita melaluinya dengan biasa saja. Ya, biasa saja. Namun ada beberapa senja yang datang begitu spesial, bisa karena momennya, atau karena suatu hal lainnya.
Begitu pula dengan senyuman, yang kadang begitu biasa dilakukan. Namun, arti dari senyum itu siapa yang tahu? Menarik memang, jika bisa mengerti arti senyum itu. Ada senyum polos tak berdosa, ada pula senyum yang menyembunyikan kegetiran hidup, ada pula senyum bahagia.
Suatu saat, ketika liputan di Lampung, disebuah desa yang saya sudah lupa namanya. Saat itu, saya sedang meliput kegiatan panen jagung yang dihadiri oleh Menteri Pertanian RI, Amran Sulaiman. Selesai acara, karena tugas liputan ini adalah liputan video, maka saya dan tim berkeliling untuk mencari stok gambar. Hingga tibalah kami pada suatu pekarangan yang ada jagung sedang dijemur.
Tak lama setelah memotret dan mengambil gambar, ada beberapa anak yang rupanya dari tadi mengamati apa yang kami kerjakan. Keisengan saya pun muncul, saya arahkan moncong kamera ke arah mereka. Dan tebak, secara spontan mereka berpose dan tersenyum. Senyum yang polos dan lugu bagi bocah desa. Melihatnya, jadi teringat anak sendiri di rumah.
Dan lagi-lagi, penyakit menahun saya yang tak kunjung sembuh adalah, sulit bagi saya untuk memulai percakapan dengan mereka. Rasanya, seperti ada yang mengganjal jika saya harus mengajak mereka ngobrol. Alhasil, tidak dapat saya ceritakan mengenai siapa mereka dalam artikel ini. Tak jarang memang, ketika tengah liputan ada orang sekitar yang memperhatikan kita, tapi rasanya sifat cuek ini jadi berlebihan. Semoga suatu saat bisa saya sajikan pengalaman menarik bertemu dengan objek foto yang menarik. Semoga. (Re)
Begitu pula dengan senyuman, yang kadang begitu biasa dilakukan. Namun, arti dari senyum itu siapa yang tahu? Menarik memang, jika bisa mengerti arti senyum itu. Ada senyum polos tak berdosa, ada pula senyum yang menyembunyikan kegetiran hidup, ada pula senyum bahagia.
Suatu saat, ketika liputan di Lampung, disebuah desa yang saya sudah lupa namanya. Saat itu, saya sedang meliput kegiatan panen jagung yang dihadiri oleh Menteri Pertanian RI, Amran Sulaiman. Selesai acara, karena tugas liputan ini adalah liputan video, maka saya dan tim berkeliling untuk mencari stok gambar. Hingga tibalah kami pada suatu pekarangan yang ada jagung sedang dijemur.
Senyum mereka berarti sesuatu, dan mereka tak ragu untuk tersenyum |
Tak lama setelah memotret dan mengambil gambar, ada beberapa anak yang rupanya dari tadi mengamati apa yang kami kerjakan. Keisengan saya pun muncul, saya arahkan moncong kamera ke arah mereka. Dan tebak, secara spontan mereka berpose dan tersenyum. Senyum yang polos dan lugu bagi bocah desa. Melihatnya, jadi teringat anak sendiri di rumah.
Dan lagi-lagi, penyakit menahun saya yang tak kunjung sembuh adalah, sulit bagi saya untuk memulai percakapan dengan mereka. Rasanya, seperti ada yang mengganjal jika saya harus mengajak mereka ngobrol. Alhasil, tidak dapat saya ceritakan mengenai siapa mereka dalam artikel ini. Tak jarang memang, ketika tengah liputan ada orang sekitar yang memperhatikan kita, tapi rasanya sifat cuek ini jadi berlebihan. Semoga suatu saat bisa saya sajikan pengalaman menarik bertemu dengan objek foto yang menarik. Semoga. (Re)
Comments
Post a Comment