Bermain Air
Bisa dibilang, liputan yang ini bagaikan titik balik saya sebagai seorang yang awam tentang laut dan potensinya. Pada tulisan yang lalu, saya pernah menceritakan sedikit tentang liputan Ekspedisi Jukung Aquatec yang melintasi dua selat yakni Selat Bali dan Selat Lombok.
Diakui atau tidak, awalnya saya kurang yakin. Namun kalau saya penasaran juga, bagaimana rasanya naik jukung lebih dari 10 jam melintasi 2 selat itu. Perjalanannya memang tidak selesai 1 hari, namun memakan waktu nyaris 3 hari. Karena kondisi cuaca yang baik saat itu, maka perjalanan dapat diselesaikan 2 hari saja. Dengan berangkat pagi hari dan istirahat di malam harinya. Liputan lengkapnya bisa kawan tonton di sini.
Nah, rasanya tidak adil jika saya bepergian meliput agenda luar biasa ini sendirian. Maka, saya minta untuk didampingi oleh mentor sekaligus rekan satu kegilaan dengan saya sewaktu di kampus dulu. Dia mentor saya yang sabar ketika mengajari saya menyuting, mulai dari nyuting manten sampai balap motor. Jadi, ingin rasanya membawa beliau ini untuk sedikit tur bersama saya melalui perjalanan yang cukup ekstrem ini. Beliau terkenal dengan sebutan Bang Tompel.
Semenjak saya memutuskan untuk berkarir di dunia profesional kejurnalisan, apalagi yang saya geluti adalah majalah. Maka waktu saya untuk nyuting otomatis nyaris tidak ada. Sehingga sewaktu ada klien yang menawari untuk membuat liputan videonya saya sangat bersemangat sekali.
Liputan kali itu, bisa jadi liputan paling menyenangkan dan menegangkan sepanjang karir saya yang masih sangat sebentar ini. Banyak sekali ilmu yang didapat termasuk salah satunya adalah dasar menyelam.
Bang Tompel memang bisa berenang, saya pun hanya sekedar bisa, namun jujur mengambang dalam air bukanlah keahlian saya. Yap, saya memang nekat untuk melakukan liputan itu. Karena saya yakin dengan narasumber saya yang telah menyediakan perangkat keamanan berikut skenarionya ketika sesuatu yang tidak diinginkan terjadi ketika ekspedisi berlangsung.
Lancarnya liputan membuat waktu senggang kami cukup banyak. Sehingga salah satu anggota ekspedisi yang juga teknisi Aquatec bersedia mengajarkan kami sedikit tentang menyelam. Wow, memang bukan perkara mudah ternyata. Awalnya kami berencana melakukan selam tandem, di mana tabung utama dipakai oleh Manto sebagai penyelam utama dan saya sebagai penumpangnya. Seneng sih, saya tidak pernah menyangka akan berlama-lama di dalam air.
Sebelum masuk ke air, saya yang juga tidak memiliki pengetahuan sama sekali tentang menyelam diajarkan cara bernafas menggunakan regulator selam. Namun apa daya, ketika uji coba sebelum menyelam, saya rupanya masih gampang panik. Sehingga dengan alasan keselamatan saya memilih untuk latihan dulu dengan snorkel di wilayah air yang dangkal. Menyelamnya next time saja, setelah benar-benar fasih melatih nafas dalam air.
Sekarang giliran Bang Tompel yang mencoba. Yap, dia dengan sigap mengenakan peralatan selamnya. Dan saya pikir dia juga ingin menyelam paling tidak 5 menit. Tapi ternyata hanya peralatan selam itu hanya dipakai sebatas untuk selfi saja. Rupanya, kami hanya sebatas itu, kami harap liputan berikutnya, kami berdua bisa melakukan peliputan video bawah air.
Lebih baik mencoba kan dari pada tidak tahu apa hasilnya. Dengan mencoba kita jadi tahu, apa yang bisa dan tidak bisa kita lakukan. Dan dengan melakukan, kita tahu seberapa jauh kita melangkah. (Re)
Diakui atau tidak, awalnya saya kurang yakin. Namun kalau saya penasaran juga, bagaimana rasanya naik jukung lebih dari 10 jam melintasi 2 selat itu. Perjalanannya memang tidak selesai 1 hari, namun memakan waktu nyaris 3 hari. Karena kondisi cuaca yang baik saat itu, maka perjalanan dapat diselesaikan 2 hari saja. Dengan berangkat pagi hari dan istirahat di malam harinya. Liputan lengkapnya bisa kawan tonton di sini.
Nah, rasanya tidak adil jika saya bepergian meliput agenda luar biasa ini sendirian. Maka, saya minta untuk didampingi oleh mentor sekaligus rekan satu kegilaan dengan saya sewaktu di kampus dulu. Dia mentor saya yang sabar ketika mengajari saya menyuting, mulai dari nyuting manten sampai balap motor. Jadi, ingin rasanya membawa beliau ini untuk sedikit tur bersama saya melalui perjalanan yang cukup ekstrem ini. Beliau terkenal dengan sebutan Bang Tompel.
Berani mencoba dan melakukan sesuatu agar kita bisa melangkah lebih jauh lagi. Yang penting style nomer 1. :) |
Semenjak saya memutuskan untuk berkarir di dunia profesional kejurnalisan, apalagi yang saya geluti adalah majalah. Maka waktu saya untuk nyuting otomatis nyaris tidak ada. Sehingga sewaktu ada klien yang menawari untuk membuat liputan videonya saya sangat bersemangat sekali.
Liputan kali itu, bisa jadi liputan paling menyenangkan dan menegangkan sepanjang karir saya yang masih sangat sebentar ini. Banyak sekali ilmu yang didapat termasuk salah satunya adalah dasar menyelam.
Bang Tompel memang bisa berenang, saya pun hanya sekedar bisa, namun jujur mengambang dalam air bukanlah keahlian saya. Yap, saya memang nekat untuk melakukan liputan itu. Karena saya yakin dengan narasumber saya yang telah menyediakan perangkat keamanan berikut skenarionya ketika sesuatu yang tidak diinginkan terjadi ketika ekspedisi berlangsung.
Lancarnya liputan membuat waktu senggang kami cukup banyak. Sehingga salah satu anggota ekspedisi yang juga teknisi Aquatec bersedia mengajarkan kami sedikit tentang menyelam. Wow, memang bukan perkara mudah ternyata. Awalnya kami berencana melakukan selam tandem, di mana tabung utama dipakai oleh Manto sebagai penyelam utama dan saya sebagai penumpangnya. Seneng sih, saya tidak pernah menyangka akan berlama-lama di dalam air.
Sebelum masuk ke air, saya yang juga tidak memiliki pengetahuan sama sekali tentang menyelam diajarkan cara bernafas menggunakan regulator selam. Namun apa daya, ketika uji coba sebelum menyelam, saya rupanya masih gampang panik. Sehingga dengan alasan keselamatan saya memilih untuk latihan dulu dengan snorkel di wilayah air yang dangkal. Menyelamnya next time saja, setelah benar-benar fasih melatih nafas dalam air.
Sekarang giliran Bang Tompel yang mencoba. Yap, dia dengan sigap mengenakan peralatan selamnya. Dan saya pikir dia juga ingin menyelam paling tidak 5 menit. Tapi ternyata hanya peralatan selam itu hanya dipakai sebatas untuk selfi saja. Rupanya, kami hanya sebatas itu, kami harap liputan berikutnya, kami berdua bisa melakukan peliputan video bawah air.
Lebih baik mencoba kan dari pada tidak tahu apa hasilnya. Dengan mencoba kita jadi tahu, apa yang bisa dan tidak bisa kita lakukan. Dan dengan melakukan, kita tahu seberapa jauh kita melangkah. (Re)